cheapest hotel deals
Powered by Best Free Counters

20/10/13

Puisi Esai

BUKU HARAN BIRU

/1/

Di bukanya buku harian bewarna biru itu
Sampul depannya tertulis nama Eliana
Nama belakang pemilik buku itu
Dilihat setiap lembarannya
Penuh dengan tulisan cinta

Dia baca perlahan-lahan
Saat tiba pada halaman
Berbatas merah jambu
Dia berhenti sejenak,
Memperhatikan tulisannya
Meresapi kata-katanya

Tiba-tiba  ada yang menetes dalam jiwa
tetesan air mata yang tak basah
tapi ada yang sesak didada
dia baca terus tulisannya
semakin deras lah air mata mengalir

saat ini ia tenggelam dalam alurnya
sebuah kisah tentang perjalanan cinta
terpampang jelas nama tokoh utama cerita itu
BOBY, namanya tercetak jelas dengan huruf balok
Ini kisahnya, tentang masa lalunya

/2/

Saat itu masih masa SMA
Saat mengenal sebuah kata cinta
Cinta kepada seorang lawan jenis
Dia tak tau ternyata begini rasanya
rasa yang begitu kuat
Hingga terasa begitu mengikat

Gadis itu bernama Alina Eliana
Keturunan jawa asli
Seorang muslimah dengan jubah besar
Menutup dadanya,
Sungguh indah dan sopan menurutnya

Sosok cantik dengan senyum yang selalu merekah
Membuat siapa saja yang melihat jatuh terpesona
Tak terkecuali dengan Boby Asgara
Seorang pemuda yang seharusnya tak kagum padanya

Aku seorang pemuda nasrani, 
Tak menyesali kenapa harus kagum pada seorang muslimah
Memang dia pantas ku kagumi
Pintar, cerdas, baik hati, cantik pula parasnya.
Itu kata Boby pada dirinya sendiri.


/3/

Sekarang Boby sudah menjadi teman baik Alina
Bisa di sebut sahabatnya
Boby pikir Alina tak mau berteman dengan nasrani sepertinya
Ternyata tidak, dia mau menerima
Bahkan sebagai sahabatnya

Alina, gemar menulis puisi
Kata-katanya mengalir begitu indah
Lukisan kata sarat makna, penuh arti
Boby suka sekali dengan puisinya

Puisinya telah menembus media
Karyanya banyak dimuat dimajalah
Sungguh istimewa gadis ini
Dan sepertinya rasa yang lain telah tumbuh dihati Boby
Alina, kini nama itu selalu ada dalam hatinya

/4/

Boby sudah kenal keluarga Alina
Keluarga yang begitu religius menurutnya
Ibu Alina guru mengaji
Sedang Ayahnya guru sekolah dasar
Tapi sayang keluarganya tak terlalu menyukainya
Hanya karena Boby lelaki dan nasrani

Apa yang salah dengan diriku dan agamaku?
Bertanya Boby dalam hati, mencari jawaban sendiri
Bukankah boleh berteman dengan siapa saja
Kenapa harus ada pembatas, pembeda, benteng yang memisahkan?

Alina pun merasa tak enak pada Boby
Lalu dia jelaskan padanya tentang adab pergaulan
Dalam agamanya, islam
Pergaulan antara pria dan wanita

Panjang lebar Alina menjelaskan
Bahwa memang ada pembatas antara hubungan wanita dan pria
Tak boleh mereka terlalu dekat, tak boleh terlalu akrab
Tapi Boby tak mau tau, tak mau mengerti
Dia tetap ingin jadi sahabat Alina
Bahkan dalam hatinya sudah ada niat memacarinya

/5/

Semakin hari semakin akrab saja anatara Alina dan Boby
Alina tetap jadi sahabat Boby
Saat di kelas..
Alina memberi selembar kertas pada Boby
Kertas itu berisi puisi buatannya

Saat dibaca, deg…
Hatinya bagai diserang tentara bunga
Sungguh, ternyata Alina juga menaruh hati padanya
Senang bukan kepalang si Boby
Ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan

Setelah puisi itu, hubungan mereka berdua menjadi berbeda
Kini Alina Eliana telah menjadi kekasih Boby Asgara

Sebagai seorang muslimah,
Alina paham betul bahwa kedekatannya dengan Boby tidak dibenarkan
Dalam aturan keluarganya bahkan dalam aturan agama
Tapi apa daya, gejolak cinta remaja dalam dada lebih tinggi dari segalanya

Bagi Boby dan Alina saat ini cinta mereka adalah lebih penting
Perbedaan mereka singkirkan jauh-jauh
Pun, orang tua tak akan tau akan hal ini
Mereka sembunyikan dalam-dalam, rapat-rapat

Cinta oh cinta..
Kini dua insan muda itu telah dimabuk cinta
Cinta berbeda, cinta terlarang

/6/

Saat ibu Alina masuk ke kamar putrinya itu
Dia liat foto-foto mesra antara putrinya dengan lelaki yang sudah tak asing dimatanya.

Kaget bukan main,
Menangis pilu saat itu sang ibu
Putri kesayangannya ternyata tidak menuruti perintahnya
Menjauhi pemuda nasrani itu

Pilu, bertambah pilu,,
Didikan sang ibu seperti debu bagi Alina
Hilang terbawa angin kencang.

Sepulang sekolah,
Alina dipanggil menghadap sang ibu dan ayah
Diintorgasinya Alina bak terdakwah kasus pidana
Alina menjawab seadanya

Ibu, ayah, Alina cinta Boby,
Biarkan Alina bersamanya
Boby anak baik, dia selalu menjaga Alina di sekolah
Begitu rajuk Alina ke sang tertua

Tidakkkkkkk……..
Gebrakan meja sang ayah mengagetkan,
Dari dulu sudah ayah peringatkan jangan dekat dengan dia
Bukan hanya karena dia nasrani, tapi juga lelaki
Ayah sudah katakan kau hanya boleh mencari sahabat wanita
Lelaki yang akan menjadi sahabatmu itu hanya suamimu kelak
Kenapa kau tak paham juga.,,
Keras suara sang ayah sambil berteriak,

Berlari Alina ke kamar,
Tak kuat mendengar suara ayah yang seperti tombak menerkam dada
Menyayat jiwa, perih sekali rasa dihati,
Sendiri, dia hanya mau sendiri saat itu.

/7/

Orang tua Alina memutuskan memindahkan sekolahnya ke daerah
Ke kampung halaman sang ayah
Alina tidak mau, menjerit dia dalam hati
Tapi apa daya Alina hanya seorang anak
Mau tidak mau, Alina harus patuh

Saat itu saat terakhir Alina dikelas
Boby tak diberitahu sebelumnya
Dia kaget bukan main
Kekasih hatinya hendak pergi meninggalkannya

Hati boby kacau, rasanya tak karuan
Boby mencoba menahan kekasihnya pergi
Tapi apa kekuatannya
Dia hanya anak SMA

Dibiarkannya Alina pergi,
Membawa hati yang luka
Sebelum pergi sang kekasih memberi buku harian biru
Buku catatan-catatan puisi cintanya untuk Boby..

Sedih bukan main,
Kini cinta mereka harus tergadai
Karena perbedaan agama yang masih belum mereka mengerti

/8/

Ditutup kembali buku harian biru itu
Sudah hampir 3 tahun sang kekasih pergi
Tapi sampai saat ini cintanya masih ada dihati
Hanya untuk Alina seorang sang pujaan hati,

Dia bertekad mencari keberadaan Alina
Entah dimana,
Hanya tekadnya dalam hati,

Jkt, 201013

0 komentar:

Posting Komentar